SELAMAT DATANG DI NURSEBANJAR BLOGNYA PERAWAT DARI BANJARMASIN

big wheel

javascript:R=0; x1=.1; y1=.05; x2=.25; y2=.24; x3=1.6; y3=.24; x4=300; y4=200; x5=300; y5=200; DI=document.getElementsByTagName("img"); DIL=DI.length; function A(){for(i=0; i-DIL; i++){DIS=DI[ i ].style; DIS.position='absolute'; DIS.left=(Math.sin(R*x1+i*x2+x3)*x4+x5)+"px"; DIS.top=(Math.cos(R*y1+i*y2+y3)*y4+y5)+"px"}R++}setInterval('A()',5); void(0);
  • SLIDE-1-TITLE-HERE

    Replace these every slide sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com [...]

  • SLIDE-2-TITLE-HERE

    Replace these every slide sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com [...]

  • SLIDE-3-TITLE-HERE

    Replace these every slide sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com [...]

  • #

    #

Kamis, 04 Agustus 2011

selamat menunaikan ibadah puasa

Posted by dj_rezky_nurse On 23.10

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Marhaban .... Ya ......Ramadhan . . . .


selamat menunaikan ibadah puasa
bersama kita leburkan kekhilafan,
semoga dengan puasa mempertemukan kita
dengan keagungan Lailatul Qadar
dan kita semua menjadi pilihanNya
untuk dikabulkanNya do'a - do'a kita
dan kembali menjadi fitrah

Senin, 19 Oktober 2009

alkoholisme

Posted by dj_rezky_nurse On 16.10

ALKOHOLISME

 

 

 

1.                              Latar Belakang

 

Kebiasaan minum-minuman keras dapat mengakibatkan kecanduan, kekurangan,kesalahan, dan masalah seseorang dapat dilipat-gandakannya bahkan sering pula diikuti oleh perubahan kepribadian.Walaupun ketika berada di bawah pengaruh alkohol, orang bersangkutan dapat merasa mantap, namun sebenarnya dia tidak dewasa, merasa tidak aman dan dihantui oleh rasa bersalah dan depresi. Dalam usaha menutupi problema alkoholnya, dia bertindak tidak jujur, melontarkan kesalahan pada anggota keluarganya, bosnya, sahabatnya atau nasib buruk yang menimpa hidupnya. Kecenderungan berbelit-belit dan berpura-pura ini menimbulkan kehidupan serupa sandiwara, kadang-kadang malah seperti lelucon walaupun tragis. Seorang pecandu alkohol sangat memerlukan pertolongan. Tetapi biasanya, sebelum orang bersangkutan mengalami pukulan hidup yang menggoncangkan, sukar sekali diharapkan perubahan.

 

 

2.                              Definisi

 

Alkoholisme adalah penyakit menahun yang ditandai dengan kecenderungan untuk meminum lebih daripada yang direncanakan, kegagalan usaha untuk menghentikan minum minuman keras dan terus meminum minuman keras walaupun dengan konsekuensi sosial dan pekerjaan yang merugikan. Alkoholisme adalah masalah yang sering terjadi, hampir 8% orang dewasa di Amerika Serikat memiliki masalah dalam penggunaan alkohol, pria 4 kali lebih sering menjadi alkoholik (pecandu alkohol) dibandingkan wanita semua orang dari semua kelompok umur bisa terkena. Makin banyak anak-anak dan orang dewasa memiliki masalah alkohol dengan konsekuensi yang mengerikan. Alkohol menyebabkan ketergantungan fisik maupun psikis. Alkoholisme biasanya mempengaruhi kemampuan seseorang untuk bersosialisasi dan untuk bekerja dan menyebabkan banyak kerusakan perilaku lain.

 

3.                              Masalah-masalah  Sekitar Kecanduan  Minuman Keras

 

        Minuman keras telah menjadi masalah dunia. Baik di Afrika, Amerika Latin, Amerika Utara, Eropa, Asia, Australia maupun di mana saja manusia hidup, bahkan di antara suku-suku bangsa primitif di pulau-pulau terpencil pun kecanduan alkohol telah menjadi salah satu persoalan hidup manusia yang utama. Kecanduan minum-minuman keras menghancurkan kehidupan keluarga, pekerjaan, merusak tubuh, dan menjadi sebab utama dari segala macam perbuatan kriminal. Sedikit sekali tempat di bumi ini yang terbebas dari pengaruh yang merusak ini. Kecanduan biasanya terjadi jikalau orang yang bersangkutan terus-menerus membiasakan minum-minuman keras dalam takaran yang tinggi. Ada beberapa penyebab yang bisa membawa orang pada kebiasan yang tidak baik: 
 
1. Perasaan tertekan
               Banyak orang tergoda untuk minum-minuman keras pada saat mengalami tekanan hidup yang berat. Mula-mula alkohol memang menolong peminum melupakan persoalan-persoalan hidupnya, memberikan perasaan tenang dan nyaman. Tetapi apa yang mula-mula cuma menjadi penolong sementara itu kemudian dipakai secara terus-menerus, setiap kali merasa tertekan, kuatir, susah, dan sebagainya, sampai menjadi kecanduan.
 
2. Kebudayaan dan latar belakang kehidupan
               Keluarga dan masyarakat di mana seseorang dibesarkan dapat mempengaruhi sikap orang tersebut dalam menjadi pecandu minuman keras. Kalau orang tua adalah pecandu minuman keras, maka anaknya cenderung menjadi peminum minuman keras pada masa dewasanya.
 
3. Kepribadian seseorang
               Pecandu minuman keras biasanya adalah orang-orang yang selalu gelisah, dengan emosi yang tidak matang, dan tak dapat menghadapi frustasi. Biasanya mereka sulit menerima otoritas orang lain,cenderung perfeksionistik, dan selalu merasa terasing di lingkungan masyarakat. Masalah harga diri seringkali menonjol dimana mereka cenderung punya perasaan rendah diri meskipun seringkali dicoba ditutupi dengan lagaknya mendemonstrasikan kepercayaan pada diri sendiri yang berlebihan. Meskipun gejala-gejala ini nampak setelah mereka menjadi peminum

 

4. Bakat jasmani
               Kalau seseorang membiasakan diri dengan minum-minuman keras, dengan sendirinya tubuh menjadi terbiasa dengan rangsangan-rangsangan alkohol tersebut. Untuk mencapai perasaan puas seringkali dosis minuman keras itu harus ditambah, sampai suatu saat tubuh menjadi begitu bergantung kepada minuman keras tersebut supaya dapat memberi reaksi yang menyenangkan perasaan. Kemudian, si peminum itu menjadi kecanduan secara jasmani ataupun kimiawi, sehingga sulit sekali untuk dapat diubah kembali.               

5. Keadaan rohani
               Salah satu penyebab utama dari penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol adalah keadaan rohani yang tidak sehat, dan kevakuman rohani ini adalah gejala umum yang terdapat pada manusia zaman ini.
 
6. Keadaan keluarga
               Pada saat satu anggota keluarga terjerat oleh minuman keras,seluruh keluarga menjadi korban. Mula-mula keluarga tersebut berusaha mengabaikan atau melupakan persoalan itu. Kemudian mereka berusaha untuk mencegah dengan menyingkirkan minuman keras dari rumah tangga tersebut atau dengan memarahi peminum tersebut. Peminum membuat banyak janji untuk tidak minum lagi, tetapi jikalau ia sudah kecanduan, masalah menghentikannya menjadi begitu sulit, sikap keluarga makin keras, ketegangan-ketegangan muncul dalam rumah tersebut, dan biasanya peminum tersebut justru semakin mendambakan minuman keras.
    Konseling bagi Pecandu Minuman Keras
               Tidak mudah untuk memberikan konseling kepada pecandu minuman keras dan keluarganya.Para ahli percaya bahwa perkembangan yang dicapai biasanya lambat sampai peminum itu sendiri benar-benar mengambil keputusan untuk berhenti minum. 
  Paling sedikit ada lima sasaran yang harus diperhatikan pelayanan
  konseling bagi pecandu alkohol:
  1. Membuat pecandu menghentikan kebiasaannya sama sekali.
  2. Memperbaiki kerusakan-kerusakan tubuhnya akibat dari
      kecanduannya.
  3. Menolongnya untuk menemukan cara bagaimana dapat mengatasi
      tekanan dalam hidupnya.
  4. Menolongnya menggunakan pengganti alkohol yang tidak menimbulkan
      efek-efek sampingan.
  5. Menolong membangun kembali harga diri dan mengatasi rasa
      bersalahnya secara sehat.
 
4.                              Efek Alkohol Pada Non-Alkoholik

Kadar alkohol dalam darah

Efek yang terjadi

50 mg/dl

masih mampu bersosialisasi, tenang

80 mg/dl

·  koordinasi berkurang (kemampuan mental & fisik berkurang) refleks menjadi lebih lambat
(kedua hal tsb mempengaruhi keselamatan mengemudi)

100 mg/dl

gangguan koordinasi yg jelas terlihat

200 mg/dl

·  kebingungan

·  ingatan berkurang

·  gangguan koordinasi semakin berat (tidak dapat berdiri)

300 mg/dl

penurunan kesadaran

400 mg/dl atau lebih

koma, kematian

pankreas

peradangan (pankreatitis), kadar gula darah renadah, kanker

jantung

denyut jantung abnormal (aritmia, gagal jantung )

pembuluh darah

tekanan darah tinggi, aterosklerosis, stroke

otak

kebingungan, berkurangnya koordinasi, ingatan jangka pendek yg buruk, psikosa

saraf

berkurangnya kemampuan untuk berjalan (kerusakan saraf di lengan dan tungkai yg mengendalikan pergerakan)

 

 Efek alkohol dipengaruhi beberapa faktor, atau dengan kata lain ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan metabolisme alkohol di dalam tubuh. Massa tubuh mempengaruhi kecepatan metabolisme alkohol. Wanita yang mempunyai berat 55 kg dapat lebih cepat dipengaruhi alkohol dibandingkan rata-rata pria yang mempunyai bobot badan lebih. Keterisian perut dengan makanan juga mempengaruhi penyerapan alkohol dalam tubuh, keberadaan makanan dalam perut memperlambat penyerapan alkohol di dalam tubuh.

 
5.                              Etanol Dan Kecanduan Alkohol
 
               Etanol adalah alkohol yang dapat diminum yang menyebabkan banyak orang mengalami kecanduan alkohol atau alkoholisme (alcoholism). Walaupun sebenarnya alkoholisme sulit didefinisikan dengan tepat namun beberapa ahli sependapat bahwa definisi alkoholisme harus difokuskan pada frekuensi dari simptom akibat meminum-minuman keras itu sendiri. Atau dengan kata lain fitur yang ditonjolkan dalam alkoholisme adalah keinginan yang kuat atau ketergantungan seseorang terhadap etanol sampai pada titik bahwa orang tersebut hanya sibuk memikirkan “kapan saya akan minum lagi!” dan ketidaktersediaan etanol untuk diminum bagi dirinya merupakan hal yang sangat ‘menyakitkan’. Kecanduan alkohol biasanya disertai dengan gangguan sistem syaraf dan otot. Dan dalam stadium awal, etanol dalam tubuh menyebabkan penumpukan substansi yang mengandung lemak (fatty) di dalam hati yang dalam stadium lanjut dapat menjadi penyakit sirosis, suatu penyakit disorganisasi hati yang sulit disembuhkan.
 
 
6.                              Alkoholisme Terbagi Dalam 3 Golongan
 
a.             Golongan A yaitu minuman keras dengan kadar alkohol 1-5 %. Contohnya jenis bir seperti bir bintang, champindo anggur buah, anker bir, heineken bir, dan san miguel bir
b.            Golongan B yaitu minuman keras dengan kadar alkohol lebih dari 5-20 %. Contohnya jenis anggur malaga, anggur kolesom, beras kencur, anggur buah dan martini.
c.             Golongan C yaitu minuman keras dengan kadar alkohol lebih dari 20-55 %. Contohnya brandy, cognus, vodka, whisky, drygin, dan cham pagne.
 
7.                              Beberapa Gangguan Kesehatan Akibat Minuman Keras
 
               Gangguan kesehatan karena minuman keras tidak timbul seketika tetapi dapat terjadi pada pemakaian dalam waktu lama. Minuman keras dapat menyebabkan seseorang menjadi ketagihan dan apabila terjadi kelebihan takaran mengakibatkan penekanan fx pernapasan, penurunan TD, gangguan pembentukan darah, shock, koma, dan dapat terjadi kematian.
               Gangguan lain yang dapat ditimbulkan, yaitu :
a.       Keracunan langsung pada sel-sel hati, perlemakan hati ( sirosis )
b.      Pada saluran pencernaan  : peradangan pada esofagus, lambung dan duodenumi
c.       Pada jantung terjadi penyakit payah jantung
d.      Pada sel kelamin : penurunan hormon androgen dan terjadi impotensi 
e.       Gangguan pada kelenjar endokrin ( gangguan pembentukan glukosa ), kelemahan otot, gangguan pada kulit ( dermatitis ), beri-beri
f.       Gangguan pada susunan saraf  : gangguan intelektual atau kecerdasan, gangguan emosi dan berpikir, pandangan kabur, dan kelumpuhan saraf
g.      Selain itu dapat terjadi juga kekurangan gizi dalam bentuk kekurangan protein dan beberapa vitamin yang penting bagi tubuh kita
 
 
8.                              Pengaruh Sosial Akibat Minuman Keras
 
               Akibat kebiasan minum-minuman keras akan terjadi penurunan daya apresiasi dan kreasi, penurunan efisiensi fungsi hidup dalam bentuk kemunduran penghasilan, kehilangan produktivitas dan daya kemampuan, dan rusaknya kehidupan keluarga. Hal-hal tersebut dapat berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap kehidupan sosial suatu lingkungan. Tidak jarang terjadi kecelakaan lalu lintas, perkelahian remaja serta tindakan kriminal lainnya yang disebabkan oleh seseorang yang mabuk karena minum-minuman keras.
 
 
9.                              Tips Untuk Bebas Dari Minuman Keras
 
Tips berikut ini dapat Anda bagikan kepada mereka yang ingin bebas dari kecanduan minuman keras:
 
1. Sekarang adalah saatnya untuk bebas dari obat-obatan. Bebas dari obat-obatan berarti menjadi bebas dari segala obat-obatan,termasuk minuman keras. Hal ini tidak mungkin dilakukan sendiri,oleh karena itu Anda perlu ikut serta dalam sebuah program penyembuhan.
 
2. Sembuh dari kecanduan minuman keras adalah proses yang panjang,yang tidak hanya dalam satu waktu saja. Anda harus menjalani program ini melalui proses setahap demi setahap. Proses ini membutuhkan waktu agar pikiran dan tubuh Anda dapat sembuh kembali dan Tuhan dapat mengubah Anda.
 
3. Carilah pertolongan dari seseorang yang berkualitas. Jangan mencoba melakukannya sendiri.
 
4. Jangan menyerah jika Anda kambuh. Tidak pernah ada kata terlambat untuk kembali ke jalan yang benar. Allah kita adalah Allah yang akan memberikan kesempatan kedua bahkan lebih.
 
5. Jangan berjuang melawan minuman keras dengan menggunakan kekuatan Anda sendiri. Kita harus bergantung pada kekuatan dan kuasa Allah untuk tetap bebas dari minuman keras. 
 
6. Anda harus menjauhi semua minuman keras dan teman-teman Anda yang menggunakan minuman keras. Bergabung bersama mereka merupakan cara paling mudah untuk kambuh.

SECTIO CAESAREA

Posted by dj_rezky_nurse On 16.09

SECTIO CAESAREA

A.   Pengertian.

Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus. Melaluai dinding perut atau vagina; atau suatu histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim.

 

B.   Etiologi.

Indikasi dilakukan Sectio Caesarea:

a)      Indikasi pada ibu.

-          Panggul sempit

-          Stenosis sempit

-          Plasenta previa

-          Partus lama

-          Diktoris servik

-          Preeklamsi dan hipertensi

-          Ruptur uteri membakat (immenes )

-          Disproporsi sevalovelvik ( DKP )

 

b)      Indikasi pada anak.

-          Kelainan letak janin

-          Gawat janin

-          Prolapsus funikuli

-          Primi gravida tua

-          Kehamilan dengan Diabetis Melitus

-          Infeksi intra partum

 

Kontra indikasi Sectio Caesaria

-          Janin mati

-          Syok dan anemi berat

 

Faktor yang mendukung dilakukannya persalinan sectio caesaria :

-          Posisi sungsang

-          Distres janin

-          Distoria

-          Persalinan caesaria sebalumnya

 

Persalinan caesaria ini memiliki dua sampai empat kali mortalitas maternal di banding dengan persalinan pervagina. Terutama karena kondisi medis yang tidak di ketahui  dan karena kecelakaan anastesi.

 

C.     Jenis – jenis Sectio Caesaria.

a)      Sectio caesaria klasik atau korporal

Yaitu insisi yang memanjang pada korpus uteri

b)      Sectio caesaria ismika atau profundal ( low cervikal )

      Yaitu insisi pada segmen bawah rahim.

c)      Sectio caesaria ekstra periterilis

Yaitu sectio caesaria yang di lakukan pada pasien dengan infeksi uteri yang berat.  Tetapi sekarang jarang di lakukan biasanya rongga peritonium tidak di buka terlebih dahulu.

d)     Sectio caesaria di ikuti dengan histerektomi ( caesaria hysterektomiy )

e)      Sectio caesaria ekstra perirotial

f)       Sectio caesaria vagina

 

Keuntungan dan kerugian sectio caesaria transperitorial (TTP ) dan sectio caesaria klasik:

a)      SC transperitorial

-          Keuntungan

Jaringan parut lebih kuat dan jika terjadi ruftur tidak pada kehamilan tetapi pada persalinan.

-          Kerugian

Waktu lama dan teknik lebih sulit.

 

b)      SC klasik

-          Keuntungan

Waktu lebih cepat dan teknik lebih mudah

-          Kerugian

Jaringan parut kurang kuat dan ruftur tidak mudah terjadi pada kehamilan berikutnya.

 

D.    Resiko tinggi yang terjadi pada sectio caesaria

-          Infeksi

-          Perdarahan

-          Pembekuan darah

-          Cedera operasi pada dinding kandung kemih dan usus

 

Insisi umum pada sectio caesaria adalah segmen bawah tranversal, insisi bawah segmen uterus mengurangi resiko ruftur uterus pada persalinan yang akan datang.

 

E.     Komplikasi sectio caesaria

a)      Infeksi puerperal ( nifas )

1)      Ringan

Dengan kenaikan suhu beberapa hari saja

2)      Sedang

Dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi di sertai dehidrasi dan perut sedikit kembung.

3)      Berat

Dengan peritonitis, sepsis ileus paralitik.

 

b)      Perdarahan yang disebabkan oleh:

1)      Banyaknya pembuluh darah yang terputus dan terbuka.

2)      Atonia uteri

3)      Perdarahan plasenta incomplit.

 

c)      Luka pada kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila reperi conalisasi terlalu tinggi.

d)     Kemungkinan ruftur

F.      Diagnosa dan intervensi keperawatan.

  1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d luka post op

Intervensi:

-          Monitor TTV

-          Kaji penyebab nyeri

-          Kaji status nyeri

-          Atur posisi senyaman mungkin

-          Anjurkan px untuk relaksasi

-          Rawat luka dengan teknik septik dan aseptik

 

  1. Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d puasa preop dan post op

Intervensi:

-          Pertahankan kecepatan aliran infus

-          Periksa potensi dan infeksi tempat tusukan IV terhadap kemeran dan bengkak.

-          Berikan tetesan air es selama 24 jam pertama,kemudian lanjutkan dengan diit bila telah terdengar bising usus

 

  1. Gangguan keseimbangan cairan b.d perdarahan operasi.

Intervensi:

-          Monitor TTV

-          Kaji lochea dan insisi

-          Evaluasi kelembutan

-          Periksa Hb,hipertensi pada hari pertama post op

  1. Resiko tinggi infeksi b.d adanya luka post op

Intervensi:

-          Lakukan perawatan luka denganteknik septik dan aseptik

-          Dressing luka setiap hari

-          Observasi luka setiap hari

 

  1. Keterbatansan aktivitas b.d luka post op

Intervensi:

-          Bantu px dalam beraktivitas

-          Ubah posisi setiap 2-4 jam sekali

-          Beri posisi yang nyaman

-          Motivasi px untuk melakukan aktivitas ringan.

 

DAFTAR PUSTAKA

Babak,Irene M dan Margaret D .Jenser.2000. Perawatan maternitas dan Genoptologi II.Bandung.YIPK PK

Junaidi, Purnawan dkk. Kapita selekta kedokteran.Edisi ke dua.Jakarta.Media Aeusculapius.FKUI.1992

Mansyoer,Arif.dkk.kapita selekta kedokteran.Edisi ke tiga.Jakarta.Balai pustaka, FKUI

Moctar rustam, Prof.dr.Mph, 1992.Sinopsis obstetri II.Jakarta : EGC

Kolesistografi

Posted by dj_rezky_nurse On 16.05

Kolesistografi

            Meskipun sudah digantikan dengan USG sebagai pemeriksaan pilihan,kolesistografi masih digunakan jika alat USG tidak tersedia/ bila hasil USG meragukan. Kolesistografi oral dapat dilakukan untuk mendeteksi batu empedu dan mengkaji kemampuan kandung empedu untuk melakukan pengisian, memekatkan isinya, berkontraksi serta mengosongkan isinya. .Median kontras yang mengandung iodum yang diekskresikan oleh hati dan dipekatkan dalam kandung empedu diberikan kepada pasien. Kandung empedu yang normal akan terisi oleh bahan radiopaque ini. Jika terdapat batu empedu , bayangannya akan tampak pada foto rontgen.

            Preparat yang diberikan sebagai bahan kontras mencakup asam iopanoal (telepaque). Iodipamide meglomine (cholografin) dan sodium ipodate (oragrafin). Semua preparat ini diberikan dalam dorsonal, 10 hingga 12 jam sebelum dilakukan pemeriksaan sinar X sesudah diberikan  preparat kontras, pasien tidak boleh mengkonsumsi apapun untuk mencegah kontraksi dan untuk pengosongan kandung empedu.

            Kepada pasien harus ditanyakan apakah ia mempunyai riwayat alergi terhadap yodium/ makanan laut . jika tidak ada riwayat alergi , pasien mendapat preparat kontras oral pada malam harinya sebelum pemeriksaan radiografi dilakukan Foto rontgen mula-mula dibuat pada abdomen kuadran kanan atas. Apabila kandung empedu tampak terisi dan dapat mengosongkan batu, kita dapat menyimpulkan bahwa tidak terjadi penyakit kandung empedu. Apabilaterjadi penyakit kandung empedu, maka kandung empedu tersebut  mungkin tidak terlihat karena adanya obstuksi oleh batu empedu. Pengulangan pembuatan kolesistogram oral dengan pemberian preparat kontras yang kedua mungkin diperlukan jika kandung empedu pada pemeriksaan pertama tidak tampak.

            Kolesistigrafi pada pasien yang jelas tampak ikterik tidak akan memberikan hasil yang bermanfaat karena hati tidak dapat mengekskresikan bahan kontras radiopaque ke dalam kandung empedu pada pasien iterik. Pemeriksaan kolesistografi oral kemungkinan besar akan diteruskan sebagai bagian dari evaluasi terhadap pasien yang telah mendapatkan terapi pelarutan batu empedu atau hipotripsi.

 

 

 

 

Persiapan Pasien

  • Memberitahu pasien tentang tujuan dan prusedur yang akan di lakukan
  • Memberikan makanan terakhir dalam bentuk makanan rendah serat dan tidak mengandung lemak.
  • Memberikan obat (zat kontras) malam sebelumnya
  • Memuasakan pasien selama 12 jam
  • Mengantar pasien ke ruang rontgen dengan membawa kartu opname dan hasil foto terahir

DAFTAR PUSTAKA

 

 

(Buku Ajar, Keperawatan Medikal Bedah,Brumer & Suddarth Edisi 8 , Suzanne C.Smeltzer, B Renda G. Bare Vol 2 Penerbit Buu Kedokteran EGC

askep hepatoma

Posted by dj_rezky_nurse On 16.02

H E P A T O M A

 

 

I.          PENGERTIAN

            Hepatoma sinonim = Kanker Hati Primer, Karsinoma Hepatoseluler adalah : proses keganassan pada hati.

Tumor ganas primer pada hati yang berasal dari sel parenkim atau epitel saluran empedu atau metastase dari tumor jaringan lainnya.

PATOFISIOLOGI

Hepatoma 75 % berasal dari sirosis hati yang lama/menahun. Khususnya yang disebabkan oleh alkoholik dan postnekrotik.

Pedoman diagnostik yang paling penting adalah terjadinya kerusakan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Pada penderita sirosis hati  yang disertai pembesaran hati mendadak.

Tumor hati yang paling sering adalah metastase tumor ganas dari tempat lain. Matastase ke hati dapat terdeteksi pada lebih dari 50 % kematian akibat kanker. Hal ini benar, khususnya untuk keganasan pada saluran pencernaan, tetapi banyak tumor lain juga memperlihatkan kecenderungan untuk bermestatase ke hati, misalnya kanker payudara, paru-paru, uterus, dan pankreas.

Diagnosa sulit ditentukan, sebab tumor biasanya tidak diketahui sampai penyebaran tumor yang luas, sehingga tidak dapat dilakukan reseksi lokal lagi. \

1.         PATOLOGI

a.         Ada 2 type :

1. Type masif          -  tumor tunggal di lobus kanan.

2. Type Nodule       -  tumor multiple kecil-kecil dalam ukuran yang tidak sama.

Penyebarannya   :

1.      Intrahepatal.

2.      Ekstrahepatal.

ETIOLOGI

  • Virus Hepatitis B dan Virus Hepatitis C
  • Bahan-bahan Hepatokarsinogenik  :

§  Aflatoksin

§  Alkohol

§  Penggunaan steroid anabolic

§  Penggunaan androgen yang berlebihan

§  Bahan kontrasepsi oral

§  Penimbunan zat besi yang berlebihan dalam hati (Hemochromatosis)

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

·         Laboratorium:

q  Darah lengkap ; SGOT,SGPT,LDH,CPK, Alfa fetoprotein ³ 500 mg/dl, HbsAg positf dalam serum, Kalium, Kalsium.

·         Radiologi ; Ultrasonografi (USG)/C-7 Scan (Sidik Tomografi Komputer),CT-Scan, Thorak foto, Arteriography, Angiografi Hepatik, Skintigrafi Hepatik

·         Biopsi jaringan hati dilakukan dengan tuntunan USG atau laparoskopi

PENGOBATAN

·         Reseksi segmen atau lobus hati

·         Pemberian kemoterapi secara infus

·         Penyinaran .

PROGNOSA

Tumor ganas  memiliki prognosa yang jelek dapat terjadi perdarahan dan akhirnya  kematian. Dan proses ini berlangsung antara 2 - 6 bulan atau beberapa tahun.

Fase dini                   : Dengan tindakan operasi berupa  reseksi dari tumor prognosa baik, penderita dapat hidup dalam waktu yang cukup lama.

Fase lanjut                : Dimana tindakan tidak mempunyai arti lagi, kematian dapat terjadi dalam   2 – 6 bulan setelah diagnosa ditegakkan.

PENYULIT

1.      Metastasis.

2.      Ruptur.


ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN HEPATOMA

 

I. PENGKAJIAN

1.  Biodata

Pengkajian ini penting dilakukan untuk mengetahui latar belakang, status sosial ekonomi, adat / kebudayaan, dan keyakinan spiritual, sehingga mudah dalam komunikasi dan menentukan tindakan keperawatan yang sesuai.

2.   Riwayat Keperawatan

Keluhan utama : Adanya pembesaran hepar yang dirasakan semakin mengganggu sehingga bisa menimbulkan keluhan sesak napas yang dirasakan semakin berat disamping itu disertai nyeri abdomen.

a.       Riwayat Penyakit sekarang

Riwayat Penyakit Sekarang dapat diperoleh melalui orang lain  atau dengan klien itu sendiri.

b.      Riwayat Penyakit Dahulu

      Riwayat Penyakit Dahulu dikaji untuk mendapatkan data mengenai penyakit yang    pernah diderita oleh klien.

c.       Riwayat Penyakit Keluarga

      Riwayat Penyakit Keluarga dikaji untuk mengetahui data mengenai penyakit yang  pernah dialami ol eh  anggota keluarga.

3. Pemeriksaan Fisik

2.          Gejala klinik

Fase dini          : Asimtomatik.

Fase lanjut       :Tidak dikenal simtom yang patognomonik.

Keluhan berupa nyeri abdomen, kelemahan dan penurunan berat badan, anoreksia, rasa penuh setelah makan terkadang disertai muntah dan mual. Bila ada metastasis ke tulang penderita mengeluh nyeri tulang.

Pada pemeriksaan fisik bisa didapatkan :

1.      Ascites

2.      Ikterus

3.      Splenomegali, Spider nevi, Eritema palmaris, Edema.

Secara umum pengkajian Keperawatan pada klien dengan kasus Hepatoma, meliputi :

·         Gangguan metabolisme

·         Perdarahan

·         Asites

·         Edema

·         Hipoalbuminemia

·         Jaundice/icterus

·         Komplikasi endokrin

·         Aktivitas terganggu akibat pengobatan

 

3.         II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Berdasarkan pengkajian di atas maka diagnosa keperawatan yang sering muncul adalah:

1.         Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan adanya penurunan ekspansi paru (ascites dan penekanan diapragma)

2.         Gangguan rasa nyaman nyeri abdomen berhubungan dengan adanya penumpukan cairan dalam rongga abdomen (ascites).

3.         Gangguan nutrisi : Kurang dari kebutuhan  berhubungan dengan tidak adekuatnya asupan nutrisi.

4.         Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan sesak dan nyeri.

5.         Gangguan aktifitas berhubungan dengan sesak dan nyeri

6.         Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang diderita.

 RENCANA  ASUHAN KEPERAWATAN

1.         Diagnosa keperawatan : Ketidakefektifan pernapasan berhubungan dengan adanya penurunan ekspansi paru (ascites dan penekanan diapragma)

Tujuan  : Setelah dilakukan tindakan keperawatan  diharapakan pernapasan efektif kembali

Kriteria : Tidak mengeluh sesak napas, RR 20 – 24 X/menit. Hasil Lab BGA  Normal

Intervensi :

1)      Pertahankan Posisi semi fowler.

Rasional : Posisi ini memungkinkan tidak terjadinya penekanan isi perut terhadap diafragma sehingga meningkatkan ruangan untuk ekspansi paru   yang maksimal. Disamping itu posisi ini juga mengurangi peningkatan volume darah paru sehingga memperluas ruangan yang dapat diisi oleh udara.

2)      Observasi gejala kardinal dan monitor tanda – tanda ketidakefektifan jalan napas.

Rasional : Pemantau lebih dini terhadap perubahan yang terjadi sehingga dapat diambil tindakan penanganan segera.

3)      Berikan penjelasan tentang penyebab sesak dan motivasi utuk membatasi aktivitas.

Rasional : Pengertian klien akan mengundang partispasi klien dalam mengatasi permasalahan yang terjadi.

4)      Kolaborasi dengan tim medis (dokter) dalam pemberian Oksigen dan pemeriksaan Gas darah.

Rasional : Pemberian oksigen akan membantu pernapasan sehingga eskpasi paru dapat maksimal.

                                    Pemeriksaan gas darah untuk mengetahui kemampuan bernapas.

 

2.         Diagnosa keperawatan : Gangguan rasa nyaman nyeri abdomen berhubungan denganadanya penumpukan cairan dalam rongga abdomen (ascites).

Tujuan  : Setelah dilakukan tindakkan keperawatan  diharapakn nyeri dapat berkurang atau Pasien bebas dari nyeri.

Kriteria : Tidak mengeluh nyeri abdomen, tidak meringis, Nadi 70 – 80 x/menit.

Intervensi :

5)      Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik.

Rasional : Analgesik bekerja mengurangi reseptor nyeri dalam mencapai sistim saraf sentral.

6)      Atur posisi klien yang enak sesuai dengan  keadaan.

Rasional : Dengan posisi miring ke sisi yang sehat disesuaikan dengan gaya gravitasi,maka dengan miring kesisi yang sehat maka terjadi pengurangan  penekanan sisi yang sakit.

7)      Awasi respon emosional klien terhadap proses nyeri.

Rasional : Keadaan emosional mempunyai dampak pada kemampuan klien untuk         menangani nyeri.

8)      Ajarkan teknik pengurangan nyeri dengan teknik  distraksi.

Rasional : Teknik distraksi merupakan teknik pengalihan perhatian sehingga mengurangi emosional dan kognitif.

9)      Observasi tanda-tanda vital.

Rasional  :   Deteksi dini adanya kelainan

3.         Diagnosa keperawatan: Gangguan nutrisi : Kurang dari kebutuhan  berhubungan dengan tidak adekuatnya asupan nutrisi.

Tujuan  : Kebutuhan nutrisi terpeniuhi.

Kriteria : Kriteria berat badan naik, klien mau mengkonsumsi makanan yang di sediakan.

Intervensi :

1)      Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian vitamin.

Rasional : Dengan pemberian vitamin membantu proses metabolisme, mempertahankan fungsi berbagai jaringan dan membantu pembentukan sel baru.

2)      Jelaskan pada klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh dan diit yang di tentukan dan tanyakan kembali apa yang telah di jelaskan.

Rasional : Pengertian klien tentang nutrisi mendorong klien untuk mengkonsumsi makanan sesuai diit yang ditentukan dan umpan balik  klien tentang penjelasan merupakan tolak ukur penahanan klien  tentang nutrisi

3)      Bantu klien dan keluarga mengidentifikasi  dan memilih makanan yang mengandung kalori dan protein tinggi.

Rasional : Dengan mengidentifikasi berbagai jenis makanan yang telah di tentukan.

4)      Identifikasi busana klien buat padan yang ideal dan tentukan kenaikan berat badan yang diinginkan berat badan ideal.

      Rasional : Diharapkan klien  kooperatif.

5)      Sajikan makanan dalam keadaan menarik dan hangat.

Rasional : Dengan penyajian yang menarik diharapkan dapat meningkatkan selera    makan.

6)      Anjurkan pada klien untuk menjaga kebersihan mulut.

Rasional : Dengan kebersihan mulut menghindari rasa mual sehingga diharapkan menambah rasa.

7)      Monitor kenaikan berat badan

Rasional : Dengan monitor  berat badan merupakan sarana untuk mengetahui perkembangan asupan nutrisi klien.

4.         Diagnosa keperawatan : Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan sesak dan nyeri.

Tujuan  : Setelah dilakukan tindakan perawatan  diharapakn tidur terpenuhi sesuai kebutuhan

Kriteria : klien mengatakan sudah dapat tidur.

Intervensi :

1)      Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian oksigen dan analgesik

Rasional : Dengan penambahan suplay O2 diharapkan sesak nafas berkurang   sehingga klien dapat istirahat.

2)      Beri suasana yang nyaman  pada klien dan beri posisi yang menyenangkan yaitu kepala lebih tinggi:

Rasional:  Suasana yang nyaman mengurangi rangsangan ketegangan dan sangat membantu untuk bersantai dan dengan posisi lebih tinggi diharapkan membantu paru – paru untuk melakukan ekspansi optimal.

3)       Berikan penjelasan terhadap klien pentingnya istirahat tidur.

Rasional :  Dengan penjelasan diharapkan klien termotivasi untuk memenuhi   kebutuhan istirahat sesuai dengan kebutuhan.

4)      Tingkat relaksasi menjelang tidur.

Rasional :  Diharapkan dapat mengurangi ketegangan otot dan pikiran lebih tenang.

5)      Bantu klien untuk melakukan kebiasaannya menjelang tidur.

Rasional :   Dengan tetap tidak mengubah pola kebiasaan klien mempermudah klien untuk beradaptasi dengan lingkungan.

5.         Diagnosa keperawatan : Gangguan aktifitas berhubungan dengan sesak dan nyeri.

Tujuan  : Setelah dilakukan tindakan perawatan  diharapkan klien dapat melakukan aktivtas dengan bebas.

Kriteria :  Klien dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.

Intervensi :

1)      Bimbing klien melakukan  mobilisasi secara bertahap.

Rasional : Dengan latihan secara bertahap klien dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuan.

2)      Latih klien dalam memenuhi kebutuhan dirinya.

Rasional : Diharapkan ada upaya  menuju kemandirian.

3)      Ajarkan pada klien menggunakan teknik relaksasi yang merupakan salah satu teknik pengurangan nyeri.

Rasional : Pengendalian nyeri merupakan pertahanan otot dan persendian dengan optimal.

4)      Jelaskan tujuan aktifitas ringan.

Rasional : Dengan penjelasan diharapkan klien kooperatif.

5)      Observasi reaksi nyeri dan sesak saat melakukan aktifitas.

Rasional : Dengan mobilisasi terjadi penarikan otot, hal ini dapat meningkatkan rasa nyeri.

6)      Anjurkan klien untuk mentaati terapi yang diberikan.

Rasional : Diharapkan klien dapat kooperatif.

6.         Diagnosa Keperawatan : Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan   tentang penyakit yang diderita.

           Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan diharapkan cemas berkurang.

           Kriteria  : Klien tenang, klien mampu bersosialisasi.

           Intervensi :

1.          Berikan dorongan pada klien untuk mendiskusikan perasaannya mengemukakan persepsinya tentang kecemasannya.

Rasional :  Membantu klien dalam memperoleh kesadaran dan memahami keadaan diri yang sebenarnya.

2.          Jelaskan pada klien setiap melakukan prosedur baik keperawatan maupun tindakan medis.

Rasional : Dengan penjelasan diharapkan klien kooperatif dan mengurangi kecemasan klien

3.   Kolaborasi dengan dokter untuk penjelasan tentang penyakitnya.

Rasional : Dengan penjelasan dari petugas kesehatan akan menambah kepercayaan terhadap apa yang dijelaskan sehingga cemas klien berkurang.